Laman

Kamis, 15 April 2010

GIZI DAN KECERDASAN


Pendahuluan

Nutrisi atau lebih dikenal dimasyarakat umut Gizi, sebagai suatu ilmu yang meliputi hal masakan atau makanan. Padahal sebenarnya gizi bukan hanya sekedar mengurusi makanan melainkan berhubungan dengan makanan dan kesehatan. Manusia, dalam kehidupan sehari-hari harus terpenuhi gizinya yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Jika terjadi gangguan dalam hal ini maka keseimbangan tubuh juga akan terganggu.
Kekurangan gizi pada usia dini dapat mengganggu pertumbuhan fisik, perkembangan mental serta kecerdasan anak. Rata-rata IQ anak yang pernah mengalami gizi buruk lebih rendah 13.7 poin dibanding anak yang tidak pernah mengalami gangguan gizi. Salah satu sebab bayi lahir dengan kondisi BBLR (dibawah 2500 gram) disebabkan kurang mampunya orangtua memenuhi gizi saat bayi dalam kandungan dan ini biasanya dikarenakan tingkat ekonomi yang rendah.
Gizi kurang atau gizi buruk masih menjadi salah satu masalah dalam bidang kesehatan di Indonesia. Meskipun telah ada kemajuan dalam penanggulangan gizi, namun jika dibandingkan dengan negara tetangga masalah gizi kurang dan gizi buru masih tinggi di Indonesia.


Kecerdasan anak

Untuk mengenali jenis-jenis kecerdasan anak dapat dilakukan dengan dua cara sederhana. Untuk para guru khususnya, salah satu cara yang baik untuk mengenali kecerdasan anak didiknya adalah dengan mengamati "kenakalan" mereka di kelas. Kenakalan siswa seperti "seruan pemberontakan" terhadap model atau gaya pembelajaran yang dipaksakan. Dengan cara ini anak-anak mengekspresikan kenakalannya. Jika diamati, kenakalan anak-anak itu berbeda-beda ekspresinya. Ada yang memiliki kecerdasan linguistik, seperti sering membuat celetukan dan canda kata-kata. Ada yang memiliki kecerdasan spasial dengan mencoret-coret. Dan ada juga yang memiliki kecerdasan interpersonal dengan selalu mengobrol dengan teman-temannya. Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan kinestis-jasmani tidak bisa duduk diam dan terus bermain kejar-kejaran bersama temannya.
- Cerdas kata, melibatkan sensitivitas untuk menyatakan, menulis, dan belajar bahasa.
- Cerdas angka ,kemampuan untuk menganalisis masalah secara matematika, logis
dan menyelidiki suatu masalah secara ilmiah.
- Cerdas alam, kemampuan mengenali dan mengkategorikan berbagai hal di alam
dan lingkungan.
- Cerdas nada, memiliki keterampilan menikmati ritme dan ketukan bunyi, mengubah dan
mengoperasikan alat musik.
- Cerdas sosial ialah kemampuan seseorang untuk mengerti niatan, motivasi, dan keinginan
orang lain. Yang memiliki kecerdasan ini biasanya dapat bekerjasama dengan orang lain
secara efektif.
- Cerdas gerak, kemampuan memanfaatkan mental untuk mengkoordinasikan gerakan
tubuh dalam memecahkan masalah.
- Cerdas diri ,kemampuan mengenali diri dan perasaan sendiri.
- Cerdas gambar, kemampuan berpikir seseorang dalam bentuk imajinasi dan gambar.


Meningkatkan Kecerdasan Anak

Untuk meningkatkna kecerdasan anak dapat dilakukan dengan merangsang (stimulasi) semua aspek sensorik (pancaindera). Karena dengan stimulasi tersebut akan merangsang dan mengembangkan bagian tertentu dari otak primitif yang disebut Reticular Activating System (RAS). Rangsangan dimasa kecil bisa mengubah ukuran dan fungsi otak. Bila diberikan pada dua tahun pertama akan memberikan hasil paling besar dalam meningkatkan kecerdasan.


Membuat Anak Tumbuh Cerdas

Buah hati yang cerdas adalah impian setiap orangtua. Berbagai cara dilakukan orangtua agar anaknya tumbuh cerdas, berapapun dan apapun caranya. Cara apakah yang tepat untuk membuat anak cerdas ? Nutrisi yang dikonsumsi ibu saat kehamilan digunakan untuk pembentukan otak janin. Bila suplai untuk membangun sel-sel otak sudah tercukupi, barulah nutrisi dipakai untuk membentuk organ tubuh yang lain.
Memasuki bulan 4-9 bulan masa kehamilan, janin semakin peka. Hendaknya ibu memperhatikan kecukupan nutrisi. Kekurangan zat besi yang terkandung pada sayuran, akan menimbulkan tingkat IQ yang rendah. Dan sulit untuk diperbarui. Setelah lahir hendaknya juga begitu, walaupun pembentukan system saraf telah selesai namun proses berikutnya akan terus berlanjut. Pada tahap mielinasi yang membuat jaringan otak berkembang kompleks di usia balita, dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. Selain memasok makanan yang bergizi, orangtua juga hendaknya menstimulasi anak untuk melakukan latihan fisik, gerak serta kepekaan sensorik indra anak. Stimulus ini harus disertai dengan dukungan keluarga yang penuh kasih sayang, yang akan memacu kecerdasan anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar