Tempat mengembangkan ilmu pengetahuan, kreatifitas serta menjadi insan yang berguna
Jumat, 14 Mei 2010
Nasi Goreng Brani Abizzz... :D
Baru kali ini buat nasi goreng brani abizzz. Campurannya juga brani abizzz..hihihi
Kirain gak bakalan abis , ternyata lagi...lagi..lagi abis deh :D
Bahannya :
Nasi merah 1 piring yang telah mateng
Cabe 3 buah, iris miring
Bawang merah 4 siung, iris halus
Bawang putih 2 siung, iris halus
Bakso rasa ayam 7 buah, belah jadi 4 masing-masing bakso
Cumi-cumi 50 gr, goreng
Daun bawang 1 btg, iris miring
Daun seledri 2 btg, iris
wortel 1 buah, potong dadu
Tomat 1/2 buah, iris
Mentega tuk menumis
Garam dan penyedap rasa secukupnya
Cara masak :
Tumis bawang putih, bawang merah hingga harum
masukkan potongan bakso dan cumi, aduk + - 3 menit
masukkan garam + penyedap rasa, aduk rata
Masukkan potongan wortel, aduk rata
Masukkan Nasi Merah, aduk rata + - 5 menit
Taburkan daun bawang + seledri, aduk sebentar
Angkat, hidangkan. Hias dengan irisan tomat.
Jadi deh.... ;) Untuk dimakan 3 orang aja hihihi
Sabtu, 08 Mei 2010
Sumsum Merahku :D
Awalnya sih pengen buat kembang goyang tapi entah kenapa cetakannya merajuk gak mau melepaskan adonan dari dirinya ...hihiihi.... coba ampe 2 - 3 kali gak juga bisa. Ternyata kata si emak itu cetakan dah lama gak dipake :wataw: pake :toe: ...pantes aja. Gak keilangan akal, dari pada minyak abis, waktu juga abis langsung aja adonan diceburin ke panci tuk dibuat bubur...hehehe. Hasilnya nikmaaaat juga :D
<---- nih dia penampakannya ;-)
Mau tau resepnya ? Nih dia....
buat resep bubur sumsum cuma ganti aja tepung beras putih jadi tepung beras merah
masukin tepung beras merah 100 gr
gula pasir 50 gr
santan secukupnya ( mau kental sedikit aja, mau encer dibanyakin :D )
beri potongan daun pandan wangi
masak dengan api kecil, aduk sampai tangan letih ..hehehe
bubur menggelegak, angkat siap dihidangkan
Kalau pengen lebih manis lagi beri kuah dari air gula jawa(merah)
dengan cara, memasak gula jawa (merah) plus air dikit
aduk rata hingga gula jawa mencair. Siap diguyur ke atas bubur
semangaaatt......
<---- nih dia penampakannya ;-)
Mau tau resepnya ? Nih dia....
buat resep bubur sumsum cuma ganti aja tepung beras putih jadi tepung beras merah
masukin tepung beras merah 100 gr
gula pasir 50 gr
santan secukupnya ( mau kental sedikit aja, mau encer dibanyakin :D )
beri potongan daun pandan wangi
masak dengan api kecil, aduk sampai tangan letih ..hehehe
bubur menggelegak, angkat siap dihidangkan
Kalau pengen lebih manis lagi beri kuah dari air gula jawa(merah)
dengan cara, memasak gula jawa (merah) plus air dikit
aduk rata hingga gula jawa mencair. Siap diguyur ke atas bubur
semangaaatt......
Menciptakan Budaya Belajar
Mengutip sebuah artikel dari sebuah forum yang mudah-mudahan bermanfaat.
II. Menciptakan budaya belajar kepada anak-anak SD
Agar anak-anak memiliki budaya belajar, mereka harus mencintai ilmu. Berikut ini beberapa cara yang bisa ibu pertimbangkan:
1. Melalui contoh. Tunjukkan semangat belajar yang tinggi, misalnya dengan banyak membaca buku-buku ilmu pengetahuan (termasuk ilmu agama) di waktu-waktu senggang.
2. Meladeni pertanyaan-pertanyaan dari anak-anak dan mendorong keingintahuan tersebut menjadi upaya mencari ilmu. Misalnya:
3. Melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat anak-anak penasaran. Misalnya: Es kok bisa dingin ya… ada yang tahu?
4. Berusaha untuk tidak meyalahlahkan/mengerdilkan usaha/jawaban anak-anak.
5. Berusaha menunjukkan keterkaitan ilmu dengan fakta sehari-hari. Misalnya, ketika belajar tentang menghormati orang lain, guru bisa bercerita:
Tadi Ibu naik busway. Calon penumpangnya banyak sekali, jadinya berdesak-desakan. Lalu ada seorang laki-laki berbadan besar mendorong-dorong minta jalan sampai seorang wanita terdorong dan jatuh.
Kasihan sekali, dia hampir terinjak-injak. Seharusnya bagaimana ya agar semua penumpang bisa aman dan nyaman?
Kemudian ajak anak-anak mempraktikkan bagaimana harus antri dan bagaimana menegur orang yang tidak mau antri. Setelah itu ujilah pemahaman mereka dengan cara membagikan makanan kecil.
Apabila mereka masih berebut, ingatkan kembali tentang pelajaran yang baru saja dipelajari.
6. Menggunakan metode belajar yang menarik, salah satunya dengan alat peraga.
7. Menyediakan fasilitas yang menunjang, seperti tempat belajar yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, dan lain sebagainya.
8. Menumbuhkan budaya baca (click)
9. Selalu mengingatkan anak-anak akan faedah dan pahala belajar.
Sumber :
http://myquran.com/forum/showthread.php/939-Kumpulan-Konsultasi-Pendidikan/page2
II. Menciptakan budaya belajar kepada anak-anak SD
Agar anak-anak memiliki budaya belajar, mereka harus mencintai ilmu. Berikut ini beberapa cara yang bisa ibu pertimbangkan:
1. Melalui contoh. Tunjukkan semangat belajar yang tinggi, misalnya dengan banyak membaca buku-buku ilmu pengetahuan (termasuk ilmu agama) di waktu-waktu senggang.
2. Meladeni pertanyaan-pertanyaan dari anak-anak dan mendorong keingintahuan tersebut menjadi upaya mencari ilmu. Misalnya:
- Anak: Bu, mengapa ikan saya mati pada hal ikan si X tidak mati?
- Guru: Hmmm…kenapa ya? Anak-anak ada yang tahu?
- Anak-anak bersahutan.
- Guru: Bagaimana kalau kita ke perpustakaan, kita cari buku-buku tentang ikan…Insya Allah akan ketemu jawabannya.
3. Melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat anak-anak penasaran. Misalnya: Es kok bisa dingin ya… ada yang tahu?
4. Berusaha untuk tidak meyalahlahkan/mengerdilkan usaha/jawaban anak-anak.
5. Berusaha menunjukkan keterkaitan ilmu dengan fakta sehari-hari. Misalnya, ketika belajar tentang menghormati orang lain, guru bisa bercerita:
Tadi Ibu naik busway. Calon penumpangnya banyak sekali, jadinya berdesak-desakan. Lalu ada seorang laki-laki berbadan besar mendorong-dorong minta jalan sampai seorang wanita terdorong dan jatuh.
Kasihan sekali, dia hampir terinjak-injak. Seharusnya bagaimana ya agar semua penumpang bisa aman dan nyaman?
Kemudian ajak anak-anak mempraktikkan bagaimana harus antri dan bagaimana menegur orang yang tidak mau antri. Setelah itu ujilah pemahaman mereka dengan cara membagikan makanan kecil.
Apabila mereka masih berebut, ingatkan kembali tentang pelajaran yang baru saja dipelajari.
6. Menggunakan metode belajar yang menarik, salah satunya dengan alat peraga.
7. Menyediakan fasilitas yang menunjang, seperti tempat belajar yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, dan lain sebagainya.
8. Menumbuhkan budaya baca (click)
9. Selalu mengingatkan anak-anak akan faedah dan pahala belajar.
Sumber :
http://myquran.com/forum/showthread.php/939-Kumpulan-Konsultasi-Pendidikan/page2
Menumbuhkan Budaya Baca
Siapa orangtua/guru yang tidak menyukai anak atau siswanya gemar membaca ? Namun dimasa sekarang dapat dikatakan bahwa anak-anak atau para siswa kurang suka membaca. Mereka lebih suka "bermain" alias "play". Nah, ini ada artikel yang sengaja saya kutip sebagai tips bagi para orangtua / guru di sekolah agar anak-anak dan siswanya di sekolah gemar membaca. Let's check it down....
Selasa, 15 Desember 2009 / 28 Zulhijjah 1430
Bagaimana memotivasi siswa yang malas membaca?Terima kasih
HP+628131056****
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bapak/Ibu rekan guru yang dirahmati Allah. Menurut saya, memberikan lingkungan yang menumbuhkan minat baca akan lebih baik daripada memotivasi siswa yang malas baca. Beberapa cara yang saya rekomendasikan adalah:
Modeling
Anak-anak suka meniru. Untuk itu, anda wajib menunjukkan kecintaan anda pada buku. Bawalah buku kemana pun anda pergi dan membacalah setiap ada kesempatan. Pilihlah buku yang sesuai usia siswa, bukan koran, majalah pop, komik, atau novel dewasa.
Begitu selesai membaca sebuah buku, segera baca buku lain. Berikan sedikit resensi tentang buku-buku yang anda baca untuk menarik minat anak-anak membaca buku yang sama.
Perpustakaan Kelas
Selain kebiasaan membaca, anda bisa menunjukkan kecintaan kepada buku dengan cara membangun sebuah perpustakaan kelas. Setiap anda membaca/menambah koleksi, katakan bahwa anda telah melakukan sesuatu yang istimewa sehingga anda menghadiahi diri anda sendiri dengan sebuah buku yang menarik.
Untuk mengakomodasi siswa yang belum suka membaca, sediakan beberapa buku bergambar, buku-buku tipis dan majalah anak, disamping buku-buku tebal ilmu pengetahuan dan novel anak.
Sediakan juga buku-buku dengan genre yang berbeda sebab setiap anak memiliki ketertarikan yang berbeda.
Waktu Tenang
Setiap hari, sediakan waktu tenang selama 15-20 menit. Waktu tenang ini adalah waktu untuk membaca atau menulis. Bagi siswa yang belum tertarik untuk membaca, mungkin akan memilih untuk menulis dan menghabiskan waktu untuk memikirkan apa yang akan dia tulis. Jangan ditegur (kecuali jika membuat gaduh, Anda sendiri juga harus membaca atau menulis cerita/puisi (bukan mengerjakan urusan administrasi sekolah apalagi sms)
Membuat Buku
Selain buku-buku komersial, isilah perpustakaan kelas dengan buku-buku karya anda dan siswa siswi anda. Anda bisa mengadakan proyek membuat buku setiap 1,3, atau 6 bulan sekali.
Buku-buku ini bisa ditulis dengan tangan ataupun komputer. Demikian pula dengan sampul dan gambarnya. Biarkan siswa-siswi anda memilih genre sendiri dan mengemas buku karyanya dengan cara mereka sendiri.
Anak-anak biasanya lebih penasaran terhadap buku tulisan temannya daripada buku komersial. Jika memungkinkan, anda bisa membuka bazaar yang menjual buku karya siswa siswi anda. Insya Allah kegiatan seperti ini akan mendorong siswa untuk lebih banyak menulis.
Kegemaran menulis otomatis menumbuhkan kebutuhan untuk membaca.
Akun Buku (Book Log)
Anda bisa membuat sebuah tampilan (display) berisi daftar siswa dan jumlah buku yang dibacanya dalam satuan waktu (per minggu/bulan). Siswa yang membaca buku terbanyak berhak mendapatkan hadiah atau dinobatkan sebagai juara baca.
Mengunjungi Perpustakaan Daerah/Nasional
Acara piknik biasanya identik dengan kebun binatang atau tempat atraksi lainnya. Saya sarankan agar sekolah juga memasukkan kunjungan ke perustakaan daerah/nasional sebagai salah satu ajang piknik.
Berilah kesan pada anak-anak bahwa perpustakaan adalah tempat yang menyenangkan, tak kalah menarik daripada kebun binatang, Monas, ataupun Ancol
Berbagi Cerita
Secara bergiliran setiap hari/minggu, mintalah anak-anak untuk menceritakan buku yang dia baca di depan kelas. Anak-anak biasanya mudah termotivasi untuk membaca buku yang direkomendasikan teman-temannya.
Jadikan Waktu Baca Sebagai Hadiah
Penghargaan terhadap buku bisa anda tunjukkan dengan cara menjadikan waktu membaca sebagai hadiah. Misalnya, anak-anak yang menyelesaikan tugas sekolah dengan cepat boleh mengambil buku dari perpustakaan kelas.
Mereka pun boleh memilih tempat membacanya, apakah di meja, di lantai, di karpet atau bahkan di bawah pohon (selama masih dalam pengawasan anda). Insya Allah anak-anak akan merasa bahwa membaca adalah sebuah keistimewaan. Semua anak senang melakukan sesuatu yang istimewa.
Bila dilakukan secara konsisten, Insya Allah cara-cara di atas akan menumbuhkan budaya baca pada anak.Selamat mempraktekkan dan semoga berhasil!!!Erma Pawitasari, M.Ed
Pakar Pendidikan
Suara Islam Edisi 74, Tanggal 4 September-2 Oktober 2009 M/ 14 Ramadhan- 13 Syawal 1430 H Hal 20
Jumat, 07 Mei 2010
DarCin Item Manis
Sore-sore...sibuk di dapur. Pengen buat sesuatu yang baru walaupun mungkin resepnya aneh tapi harus dicoba. Inovasi terbaru dari Puri Selera hehehe... DarCin Item Manis. DarCin singkatan dari Dadar Cinta ....huehueheu....
Kalau mau coba nih resepnya
Bahan :
Tepung Beras merah 150 gr
Tepung Terigu 75 gr
1 butir kelapa diparut, ambil bagian putihnya
Gula pasir 100 gr
Telur 2 butir
Garam secukupnya
Mentega / Minyak untuk mendadar
Cara Buat :
Bagi kelapa parut menjadi 2, 1 bagian untuk inti dan 1 bagian untuk dijadikan santan
1 bagian kelapa parut dicampur dengan gula pasir, masak untuk dijadikan isi/inti
Campur tepung beras, tepung terigu dan telur, aduk rata
Lalu masukkan santan sedikit demi sedikit sehingga campuran encer
Masukkan sedikit garam
Siapkan wajan untuk mendadar
Tuangkan adonan tepung ke dalam wajan 1 sendok sayur atau sesuai selera
+- 2 menit angkat, lalu masukkan inti kemudian gulung
Lakukan hingga selesai
Siap disantaaaaappp......
Kamis, 06 Mei 2010
Cukupkah Belajar Mengajar Dengan Buku Paket ?
"Baiklah anak-anak, sampai halaman berapa pelajaran kita minggu kemarin ?", seorang guru bertanya kepada para muridnya. "Halaman 40 buk...tentang hewan dan tumbuhan langka". "Sebelum ibu memulai pelajaran hari ini, ibu akan bertanya pada beberapa orang untuk mengingat kembali pelajaran yang telah kita pelajari ".
Dialog diatas sering terjadi di dalam suatu kelas saat proses pembelajaran berlangsung. Siswa membaca isi buku yang menjadi pegangan baginya untuk dipelajari dirumah sementara guru menginstruksikan pada siswa untuk dibaca secara bergiliran. Namun ada juga guru yang sesekali mengarahkan siswa untuk melihat isi buku yang menjadi pegangan siswa untuk dibaca saat dirumah. Guru tersebut melengkapi dirinya dengan buku referensi lainnya saat mengajar sehingga tidak selalu mengacu pada isi buku pegangan pada siswa.
Namun ironisnya, saat guru memberi tugas pada murid atau siswa sehubungan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari namun jawabannya tidak ditemukan pada buku pegangan yang ada pada siswa, siswa selalu mengatakan bahwa pelajaran itu "tidak pernah dipelajari". Siswa selalu mengeluh dengan kondisi yang seperti ini. Muncullah protes atau sikap acuh tak acuh saat ditanyakan mengapa tugas belum selesai atau mengapa tugas tidak dikerjakan. Alasannya selalu sama, "jawabannya tidak ada pada buku paket".
Mungkin kondisi seperti ini juga pernah terjadi pada kebanyakan guru. Hal ini dapat terjadi dikarenakan beberapa sebab:
1) Guru lupa menyampaikan pada siswa tujuan utama diberikannya buku paket
sekolah sebagai pegangan siswa
2) Guru selalu mengambil sumber informasi pada buku yang sama dengan buku
yang dibaca siswa
3) Guru selalu memberikan tugas-tugas berdasarkan soal-soal yang telah tercetak
pada buku paket pegangan siswa
4) Saat guru berhalangan hadir ke sekolah, tidak memberikan / menyampaikan
materi yang akan diajarkannya pada hari itu. Sehingga guru yang menggantikan di
kelas hanya bisa berpedoman pada buku yang ada pada siswa.
Cara-cara seperti di atas mungkin dapat diubah sehingga tidak menimbulkan dilema pada siswa saat dia akan mengikuti suatu event-event dalam hal prestasi belajar. Siswa harus diberi pemahaman bahwasanya sumber-sumber belajar yang lain boleh digunakannya selagi masih memiliki keterkaitan dengan materi yang dipelajari. Sehingga siswa lebih dapat mengexplor kemampuan yang dimilikinya.
Sementara guru, jangan hanya mengandalkan buku paket yang ada pada siswa saat guru tidak dapat hadir di kelas. Guru harus memberikan suatu informasi baru yang tidak ada pada buku paket pegangan siswa dengan tidak mengabaikan keterkaitan antara materi yang diberikan dengan pokok bahasan yang akan dipelajari. Sehingga siswa merasa adanya keterkaitan materi yang diajarkan oleh guru pengganti walaupun guru yang sebenarnya tidak hadir di kelas. Dan antusias siswa untuk melanjutkan pelajaran juga tinggi karena jika guru yang tidak hadir hanya mengandalkan buku paket maka siswa akan merasa "jenuh" sehingga merasa kurang tertarik jika isi buku yang sama harus mereka baca sementara guru yang mengajarkan di depan kelas berbeda.
Buku paket adalah sarana pembantu yang diberikan sekolah kepada para siswa untuk mereka jadikan sebagai salah satu sumber informasi. Namun, tidak mutlak harus dibaca atau dijadikan sumber saat siswa belajar di sekolah. Sehingga para siswa akan lebih kreatif dalam menyampaikan pendapat, informasi yang berkaitan dengan pertanyaan dari guru maupun soal-soal tugas yang diberikan.
Rabu, 05 Mei 2010
Nasi Brani Gaul :D
Bahan :
Beras merah 1 mangkuk beras
mentega 2 sendok
sayur campuran kacang polong, buncis, wortel (beli yang dah siap pakai aja )
telur 1 butir
tomat 1/2 buah
tofu rasa udang ( boleh pake tahu biasa )
daun seledri + daun bawang
garam, penyedap rasa, cengkih, jinten secukupnya
cara masak :
Masak nasi merah
iris tipis tofu tebal 1 cm , goreng setengah kering
goreng telur bentuk mata sapi
iris tomat, daun bawang dan seledri
siapkan wajan tuk menggaul nasi dan bahan lainnya
masukkan dua sendok mentega
tumis nasi yang telah masak + - 2 menit
masukkan garam dan penyedap rasa
masukkan campuran sayur
masukkan cengkih dan jinten
gaul rata nasi serta bahan lainnya +- 3 menit
Angkat, susun bersama telur mata sapi, tomat, tofu goreng, taburan daun seledri dan daun bawang
beri sedikit bawang goreng bila suka
siap di santaaappp
Selasa, 04 Mei 2010
pancake TangGung Bangetz :D
Bahan :
Kentang 100 gr
gula pasir 150 gr
tepung terigu 200 gr
air / santan 1/2 gelas belimbing
keju cheddar diparut secukupnya
jagung manis secukupnya
telur 1 butir
Cara buat :
kukus kentang, lalu dilumatkan
telur, gula, tepung diaduk, kentang lumat
tambahkan air/santan
masukkan keju parut
aduk rata lalu masukkan jagung
siapkan panci diatas kompor untuk mendadar
api sedang saja
tuangkan adonan 1 sendok sayur kecil
tutup +- 3 menit, lalu taburkan keju diatasnya
tutup +- 1 menit, angkat
siang dimaem :D
Senin, 03 Mei 2010
Siswa Berprestasi, Prestasi Guru atau Orangtua ?
Memiliki buah hati yang berprestasi dalam belajar tentu suatu kebanggan bagi orangtua. Namun, bila buah hati gagal dalam belajar orangtua mencari kambing hitamnya. Suatu kondisi yang kontradiktif akan terjadi, orangtua mengatakan kegagalan disebabkan guru yang mengajar kurang berkompeten, sistem pendidikan yang salah. Sementara guru mengatakan kurang kontrolnya orangtua terhadap anak dirumah,sehingga menyebabkan prestasi siswa menurun bahkan jatuh.
Sebenarnya dua "kekuatan" ini harus dipadukan secara "harmonis" sehingga tidak terjadi silang pendapat antara orangtua dan guru dalam menilai suatu kegagalan atau prestasi siswa dalam belajar. Di sekolah, tugas guru adalah mendidik, membimbing , dan mengajar para siswa tentang ilmu pengetahuan yang belum dan mungkin tidak didapatkannya dirumah agar siswa menjadi insan yang memiliki wawasan keilmuan yang didasarkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sementara di rumah, orangtua mengawasi dan mereflek Sehinggsi hasil belajar siswa di sekolah.
Orangtua mana yang tidak menginginkan buah hatinya memiliki prestasi yang cemerlang begitupun guru disekolah. Dengan segala daya upaya guru berusaha mendidik, membimbing dan mengajarkan suatu ilmu pengetahuan sebagai bekal para siswa di masa depan kelak. Dan tentunya orangtua juga berusaha agar buah hatinya dapat menguasai semua mata pelajaran yang ada disekolah secara maksimal. Siswa gagal, kegagalan siapa ? Siswa berprestasi, prestasi siapa ? Orangtua atau guru ?
Semoga kita menemukan jawabannya secara bijak :)
Sebenarnya dua "kekuatan" ini harus dipadukan secara "harmonis" sehingga tidak terjadi silang pendapat antara orangtua dan guru dalam menilai suatu kegagalan atau prestasi siswa dalam belajar. Di sekolah, tugas guru adalah mendidik, membimbing , dan mengajar para siswa tentang ilmu pengetahuan yang belum dan mungkin tidak didapatkannya dirumah agar siswa menjadi insan yang memiliki wawasan keilmuan yang didasarkan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sementara di rumah, orangtua mengawasi dan mereflek Sehinggsi hasil belajar siswa di sekolah.
Orangtua mana yang tidak menginginkan buah hatinya memiliki prestasi yang cemerlang begitupun guru disekolah. Dengan segala daya upaya guru berusaha mendidik, membimbing dan mengajarkan suatu ilmu pengetahuan sebagai bekal para siswa di masa depan kelak. Dan tentunya orangtua juga berusaha agar buah hatinya dapat menguasai semua mata pelajaran yang ada disekolah secara maksimal. Siswa gagal, kegagalan siapa ? Siswa berprestasi, prestasi siapa ? Orangtua atau guru ?
Semoga kita menemukan jawabannya secara bijak :)
Sabtu, 01 Mei 2010
Bocor Ginjal, Penyakit Apa Itu?
Penyakit "bocor ginjal" yang diderita oleh Ali Rahmat (5) mengundang simpati banyak pihak. Ali yang kini sudah mendapat penanganan dokter di RSCM Jakarta diberitakan terus menangis kesakitan karena penyakit yang dideritanya. Sebenarnya, penyakit apakah "bocor ginjal" itu?
Istilah "bocor ginjal" sebenarnya tidak dikenal dalam dunia kedokteran. Mengacu pada kelainan fisik Ali berupa perut yang membesar, kondisi ini menurut Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD, KGH, disebut dengan sindrom nefrotik. "Istilah bocor ginjal itu tidak ada, mungkin itu diberikan oleh dokter yang mendiagnosisnya untuk memudahkan pemahaman saja," paparnya ketika dihubungi Kompas.com.
Sindrom nefrotik bukanlah suatu penyakit. Sindrom ini merupakan suatu kumpulan tanda dan gejala yang sering menyertai berbagai penyakit yang memengaruhi fungsi penyaringan glomerulus ginjal.
Menurut dr Parlin, ada dua penyebab sindrom nefrotik, yakni penyebab primer berupa faktor imunologi dan penyebab sekunder yakni yang terjadi karena diabetes, malaria, atau obat-obatan. "Tanda yang khas dari penyakit ini adalah protein banyak keluar lewat urine sehingga protein dalam darah berkurang. Akibatnya, perut menjadi bengkak, seperti busung lapar," papar ahli ginjal dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM ini.
Sindrom nefrotik bisa mengenai orang dewasa atau anak-anak. Pada anak-anak, gejala ini biasanya terjadi pada usia 3-4 tahun. Sebagian besar anak-anak ini menderita bentuk sindrom nefrotik yang disebut minimal change disease, penyakit dengan perubahan minimal.
Untuk mendiagnosis penyakit ini perlu pemeriksaan darah dan urine. Jika ternyata kadar protein dalam urine tinggi, maka dokter akan menyarankan biopsi (pengambilan sampel kecil jaringan ginjal) untuk memastikan adanya penyebab khusus dan membuat rencana perawatan yang tepat. Namun, biopsi ginjal jarang diperlukan untuk anak-anak.
Selanjutnya, merespons keinginan mulia pembaca yang ingin mengulurkan tangan bagi sesama, Kompas.com membuka rekening untaian kasih untuk Ali Rahmat. Uluran tangan untuk Ali dan keluarga bisa disalurkan melalui rekening:
PT KOMPAS CYBER MEDIA BCA Cabang Gajah Mada Nomor Rekening: 012.3016.529 Mohon beri catatan: untuk Ali Rahmat
sumber : Kompas.com
Istilah "bocor ginjal" sebenarnya tidak dikenal dalam dunia kedokteran. Mengacu pada kelainan fisik Ali berupa perut yang membesar, kondisi ini menurut Dr dr Parlindungan Siregar, SpPD, KGH, disebut dengan sindrom nefrotik. "Istilah bocor ginjal itu tidak ada, mungkin itu diberikan oleh dokter yang mendiagnosisnya untuk memudahkan pemahaman saja," paparnya ketika dihubungi Kompas.com.
Sindrom nefrotik bukanlah suatu penyakit. Sindrom ini merupakan suatu kumpulan tanda dan gejala yang sering menyertai berbagai penyakit yang memengaruhi fungsi penyaringan glomerulus ginjal.
Menurut dr Parlin, ada dua penyebab sindrom nefrotik, yakni penyebab primer berupa faktor imunologi dan penyebab sekunder yakni yang terjadi karena diabetes, malaria, atau obat-obatan. "Tanda yang khas dari penyakit ini adalah protein banyak keluar lewat urine sehingga protein dalam darah berkurang. Akibatnya, perut menjadi bengkak, seperti busung lapar," papar ahli ginjal dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM ini.
Sindrom nefrotik bisa mengenai orang dewasa atau anak-anak. Pada anak-anak, gejala ini biasanya terjadi pada usia 3-4 tahun. Sebagian besar anak-anak ini menderita bentuk sindrom nefrotik yang disebut minimal change disease, penyakit dengan perubahan minimal.
Untuk mendiagnosis penyakit ini perlu pemeriksaan darah dan urine. Jika ternyata kadar protein dalam urine tinggi, maka dokter akan menyarankan biopsi (pengambilan sampel kecil jaringan ginjal) untuk memastikan adanya penyebab khusus dan membuat rencana perawatan yang tepat. Namun, biopsi ginjal jarang diperlukan untuk anak-anak.
Selanjutnya, merespons keinginan mulia pembaca yang ingin mengulurkan tangan bagi sesama, Kompas.com membuka rekening untaian kasih untuk Ali Rahmat. Uluran tangan untuk Ali dan keluarga bisa disalurkan melalui rekening:
PT KOMPAS CYBER MEDIA BCA Cabang Gajah Mada Nomor Rekening: 012.3016.529 Mohon beri catatan: untuk Ali Rahmat
sumber : Kompas.com
Langganan:
Postingan (Atom)