Laman

Selasa, 13 April 2010

JIKA TEKNOLOGI “DISELINGKUHI”


Di dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat lepas dari yang namanya teknologi. Mulai dari dapur, kamar tidur, kantor bahkan tempat-tempat fasilitas umum. Teknologi tercipta dan diciptakan untuk membantu manusia dalam beraktifitas agar menjadi lebih mudah. Namun, walaupun tujuan akhir diciptakannya teknologi adalah untuk itu masih ada individu yang mampu menggunakan teknologi itu secara “maksimal” dan sesuai fungsinya. Contohnya, pisau diciptakan sebagai alat potong. Dengan pisau, para ibu dapat mengupas bawang, memotong sayur dan membersihkan ikan. Namun jika pisau dijadikan sebagai alat untuk “menusuk” perut orang lain yang akhirnya membuat orang tersebut tewas tentu dapat dikatakan telah terjadi “perselingkuhan” terhadap fungsi pisau tersebut. Yang akhirnya, teknologi yang diciptakan oleh manusia sendiri telah menimbulkan kerugian pada manusia yang lain.

Akhir-akhir ini kita juga telah mendengar dan melihat berita di media cetak maupun media televisi tentang penyalahgunaan salah satu teknologi informasi dan komunikasi. Dan ini berkaitan dengan teknologi internet. Dimana telah terjadi “pelacuran” terselubung oleh beberapa oknum yang melibatkan para pelajar di daerah jawa. Itu yang telah “tercium” oleh pihak kepolisian. Nah, bagaimana dengan daerah anda. Apakah hal demikian tidak mungkin terjadi ? . Mungkin sebagian orangtua ada bertanya dalam hati maupun di luara hati alias secara lisan, mengapa hal demikian sampai terjadi ? Jawabannya “Teknologi telah diselingkuhi”. Jika saja teknologi yang ada saat ini digunakan sesuai dengan fungsinya dan para pengguna “bijak” untuk memanfaatkannya maka tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebagai seorang yang berkecimpung di dunia pendidikan, penulis juga prihatin dengan kejadian di atas. Dan boleh dapat dikatakan sedikit khawatir, apakah sudah tepat pelajaran tentang internet diajarkan pada siswa di bawah umur 17 tahun ? Karena pada suatu obrolan dengan seorang teman, saat penulis bercerita pada teman tersebut bahwa di sekolah tempat penulis bekerja telah diajarkan pada siswa bagaimana cara menggunakan internet. Teman tersebut terkejut, katanya “Apakah itu tidak terlalu cepat untuk diajarkan dan apakah tidak berbahaya diajarkan pada siswa dibawah umur 17 tahun ?”. Penulis tersenyum sambil memberikan sedikit jawaban yang menenangkan teman tersebut.

Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam penggunaan internet asalkan semua pada porsinya dan tidak ada “perselingkuhan” dalam penggunaannya. Sebagai seorang pendidik, penulis juga selalu mengingatkan para siswa di tempat penulis bekerja agar menggunakan ilmu yang diajarkan sesuai dengan apa yang diajarkan. Karena teknologi informasi khususnya internet ibarat dua mata pedang yang tajam. Jika salah mengarahkannya maka akan terkenalah apa saja yang ada di sekitarnya.

Gunakan teknologi dengan bijak, gunakan untuk hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi orang banyak. Para orangtua yang mengetahui buah hatinya suka dengan teknologi internet hendaknya tetap memantau penggunaannya. Apakah penggunaan teknologi tersebut mempengaruhi pergaulannya menjadi lebih baik, prestasi sekolah meningkat atau sebaliknya ? Marilah kita bersama-sama menggunakan teknologi yang ada secara bijak dan tepat agar manfaatnya dapat lebih kita rasakan serta membawa kebaikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Insya Allah. (March ’10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar