Laman

Selasa, 27 April 2010

Siswaku...jangan bersedih masih ada kesempatan

Sorak sorai kegembiraan menebar disepanjang jalan raya setiap kota di Indonesia. Dari Aceh hingga Jayapura. Keharuan membahana di setiap kalbu para siswa yang baru saja menerima hasil Ujian Nasional (UN) Tingkat SMA/SMK/Sederajat. Peluk cium, sujud syukur sebagai tanda kebahagiaan ditumpah ruahkan. Namun, di tengah-tengah hiruk pikuk kebahagiaan terselip sebuah kesedihan yang tidak dapat diungkapkan dengan lisan. Marah, kecewa, berontak, ingin menerjang siapa saja yang ada disekitarnya. Yah, ternyata masih ada siswa yang tidak lulus dalam Ujian Nasional tersebut. Jika yang lulus tersenyum sumringah, lain lagi ekspresi yang tidak lulus. Teriakan histeris, meronta-ronta, bahkan ada yang merusak fasilitas sekolah karena dirinya tidak lulus. Kebahagiaan dan kesedihan bercampur baur menjadi satu pada lokasi yang sama bukanlah suatu yang mengenakkan untuk ditonton. Para guru membujuk siswa yang histeris karena tidak lulus begitupun para orangtua mereka mencoba memberi pengertian pada buah hatinya atas kegagalan yang harus mereka terima.
Ini bukan suatu akhir perjuangan. Yang lulus jangan langsung merasa diatas angin, bangga dengan prestasinya. Sementara yang gagal merasa ini "akhir" dari segalanya, kiamat bagi dirinya. Kegagalan dan keberhasilan adalah suatu "pasangan sejati" yang tidak dapat dipisahkan. Ianya akan saling iring mengiringi dalam kehidupan manusia. Masih ada kesempatan untuk meraih keberhasilan dan masih ada waktu untuk para siswa membuktikan bahwa belajar giatnya bukanlah sekedar main-main.
Mungkin penulis ingin membagi sedikit cerita tentang pengalaman seorang siswa di tempat penulis pernah mengajar, siswa ini harus menunggu 1 tahun pelajaran agar bisa mengikuti Ujian Nasional(UN) karena pada tahun sebelumnya dia dinyatakan "Tidak Lulus". Awalnya dia marah, sedih, tertekan karena teman-temannya lulus sementara dia tidak. Ini bukan "dongeng" yang dibuat-buat tapi ini kenyataan yang penulis pernah alami. Pada 2 tahun yang lalu tepatnya TP. 2008 - 2009 siswa itu kembali mengikuti Ujian Nasional (UN) disekolah dimana dia dahulu menuntut ilmu. Alasan dia mau menunggu karena dia tidak ingin ijazahnya adalah ijazah Paket C. Yang baginya kurang mendukung dia untuk masuk ke perguruan tinggi negeri ataupun untuk ijazah terakhir saat melamar pekerjaan.
Ujian Nasional pun diikutinya setelah melakukan pendaftaran ulang selayaknya persiapan untuk mengikuti ujian. Akhirnya, alhamdulillah....dia beserta seorang lagi temannya yang mengalami nasib yang sama lulus. Tidak ada rekayasa dalam ujiannya, dia lulus berkat usahanya tanpa ada bantuan dari manapun. Keyakinan untuk lulus selalu ada dalam hatinya karena baginya kegagalan adalah sesuatu keberhasilan yang tertunda.
Ayooo para siswa Indonesia...jangan malu dan sedih jika kamu saat ini tidak lulus. Hari esok masih panjang, jangan jadikan kegagalan hari ini membuat dirimu terpuruk. Kesempatan masih terbuka untukmu kembali mengulang ujian. Gunakan kesempatan itu sebaik mungkin. Petiklah hikmah dari cerita di atas sebagai motivasi semangat bagi dirimu. Semangat...jangan bersedih, masih ada kesempatan.

(teruntuk para siswa siswi SMKN 1 Teluk Kuantan Riau, tetap semangat jangan mudah putus asa. Gunakan kesempatan yang ada... Semoga suxes :-) )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar